KEPEMIMPINAN WALIKOTA DALAM MENINGKATKAN KINERJA APARATUR PEMERINTAH DALAM PEMBANGUNAN DAERAH DI KOTA PALU

Abstract

Kepemimpinan adalah faktor penting dalam penyelenggaraan pemerintahan terutama terkait dengan pengaruhnya terhadap kinerja aparatur pemerintahan. Kinerja aparatur pemerintahan ini  akan terlihat dalam data capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan yang  hasilnya  dapat  diukur atau  diidentifikasikan melalui  analisis realisasi pembangunan daerah. Penelitian ini akan memfokuskan pada analisis keterkaitan antara kapasitas kepemimpinan Walikota Palu dengan capaian hasil pembangunan dalam beberapa tahun terakhir.   Dengan   demikian   penelitian   ini   secara   spesifik   akan   memaparkan   hasil pembangunan di wilayah administratif Kota Palu.

Teori Sedang Tumbuh menjelaskan tentang Masalah kepemimpinan berkembang sejalan dengan perkembangan suatu organisasi. Hal tersebut menarik minat dan pemikiran beberapa   penulis   tentang   model   kepemimpinan   yang   sesuai   dengan   zamannya.   1) Charismatic Leadership adalah kemampuan memengaruhi pengikut didasarkan pada bakat supernatural dan kekuasaan atraktif. Pengikut menikmati bersama charismatic leader karena mereka merasa terinspirasi, benar dan penting. 2) Transactional leadership adalah kepemimpinan yang membantu organisasi mencapai sasaran sekarang dengan Iebih efisien.

Kepemimpinan adalah faktor penting dalam penyelenggaraan pemerintahan terutama terkait dengan pengaruhnya terhadap kinerja aparatur pemerintahan. Kinerja aparatur pemerintahan ini akan terlihat dalam data capaian kinerja penyelenggaraan pemerintahan yang hasilnya dapat diukur atau diidentifikasikan melalui analisis realisasi pembangunan daerah.

Berdasarkan data yang diperoleh, dapat ditemukan gambaran spesifik terkait dengan capaian  kinerja  pemerintahan  Kota  Palu.  Meski  tidak  semuanya  sesuai  dengan  harapan, namun secara umum aparatur pemerintahan pada Pemkot Palu sudah dapat memahami peran dan fungsinya, hal ini dapat terlihat dari gambaran capaian kinerja yang sebagian besar sudah terselenggara dengan baik, meskipun dalam beberapa sector masih memerlukan perbaikan atau pembenahan.

Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode penelitian kualitatif. Metode ini menurut Robert Bog dan Taylor (2005:3) merupakan metode dengan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata- kata tertulis maupun lisan dari orang- orang dan perilaku yang dapat diamati. Maka menurut peneliti hal ini merupakan hal yang tepat untuk menjelaskan dengan luas bagaimana gaya kepemimpinan dapat mempengaruhi kinerja capaian pembangunan dari para aparaturnya.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap capaian kinerja pembangunan di Kota Palu, maka peneliti merumuskan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Capaian kinerja penyelenggaraan pembangunan daerah Kota Palu oleh para aparaturnya sudah baik. Hal ini dapat dilihat pada paparan data hasil penelitian dan dokumentasi, dimana ada banyak sektor capaian dari urusan wajib pemerintah daerah yang memiliki poin hampir 100% progress.
2. Kepemimpinan Walikota Palu secara umum sudah sesuai dengan harapan, dimana hal tersebut didasarkan pada hasil wawancara yang dilakukan terhadap beberapa informan dari unsur aparatur pemerintah Kota Palu.
3. Beberapa informan dari unsur tokoh masyarakat di Kota Palu mengapresiasi capaian

pembangunan daerah, meskipun demikian beberapa catatan dan kritik tergambar dari beberapa jawaban atau komentar yang mengharapkan agar kinerja beberapa oknum aparatur di lingkungan Pemkot Palu dapat ditingkatkan lagi, sehingga dapat lebih responsif terhadap aduan dan proses birokrasi yang lebih efektif dan cepat.