DINAMIKA STRATEGI PERTAHANAN RUSIA MELALUI PERANG HIBRIDA (HYBRID WARFARE) DALAM KONFLIK DENGAN UKRAINA TAHUN 2020 - 2023

Abstract

Ukraina menjadi wilayah perbatasan yang krusial antara Uni Eropa dan Rusia, dengan Rusia secara tegas menolak upaya Ukraina untuk bergabung dengan Uni Eropa maupun NATO. Ketegangan ini memuncak pada tahun 2014 ketika Presiden Ukraina yang pro-Rusia digulingkan. Tidak lama setelah itu, Rusia melakukan invasi dan mencaplok Semenanjung Krimea dari Ukraina. Selain itu, Rusia menggunakan strategi hybrid warfare melawan Ukraina. Perang Hibrida atau Hybrid warfare adalah kebijakan hard power yang menggabungkan tindakan militer dan non-militer secara bersamaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Rusia menggunakan strategi perang hibrida, yang menggabungkan kekuatan militer, ancaman nuklir, serangan siber, dan disinformasi, dalam konflik dengan Ukraina dari tahun 2020 hingga 2023. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis penggunaan perang hibrida sebagai strategi utama dalam meningkatkan kapabilitas militer dan menghadapi Ukraina. Dengan realism ofensif yang melihat sistem internasional negara cenderung mengejar power, penelitian ini dasari atas berbagai konsep pemikiran seperti strategi keamanan, security dilemma, dan Hybrid Warfare dengan metode kualitatif deskriptif analisis penulis mengumpulkan data melalui data pustaka dan teknik analisis data seperti reduksi data, data display dan proses perivikasi data. Dengan pengujian keabsahan data yang relevan seperti triangulasi peneliti dapat menggambarkan makna dibalik pristiwa yang terjadi.