PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN DI PESISIR PANTAI BLANAKAN KABUPATEN SUBANG
Abstract
Pemberdayaan adalah salah satu konsep didalam meningkatkan kualitas, baik kualitas sumberdaya manusia atau kualitas perekonomian. Masyarakat nelayan sebagai masyarakat yang memanfaatkan potensi laut dan pesisir laut sebagai pendapatan perekonomian tidak dapat disandingkan dengan masyarakat ekonomi disektor lain, seperti sector pertanian, sector perindustrian dll. Upaya pemberdayaan sangat diperlukan didalam mendongkrak persoalan- persoalan yang ada di masyarakat pesisir (Nelayan) sebagai upaya meningkatkan kehidupan mereka dan dapat disandingkan dengan sector perekonomian lain. Desa Blanakan Subang sebagai salah satu wilayah pesisir laut, memiliki potensi yang sangat baik dalam meningkatkan potensi kelautan yang ada. Dimana wilayah ini memiliki sarana dan prasarana yang baik dibandingkan dengan wilayah pesisir lain. Namun persoalan-persoalan yang menghambat proses pemberdayaan pasti selalu ada. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mencari ada atau tidaknya konsep pemberdayaan yang dilakukan diwilayah yang berkaitan dengan masyarakat pesisir (Nelayan), dan permasalahan apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung didalam mensukseskan proses pemberdayaan masyarakat nelayan. Proses pemberdayaan masyarakat nelayan di Desa Blanakan Kabupaten Subang belum berjalan dengan baik, proses pemberdayaan yang dilakukan di desa ini banyak dilakukan oleh koperasi. Permasalahan yang timbul adalah ketika koperasi melakukan pemberdayaan masyarakat nelayan hanya dilakukan kepada mereka-mereka yang memiliki perahu dan tidak sampai kepada masyarakat nelayan buruh. Pemerintah desa melalui LPMDes (Lembaga Pemberdayaan Desa) tidak melakukan pemberdayaan kepada masyarakat nelayan karena menganggap proses pemberdayaan sudah dilakukan oleh koperasi. Permasalahan yang ada didalam proses pemberdayaan di Desa Blanakan Subang ini hanya kurangnya koordinasi yang dilakukan antara pemerintah desa melalui LPMDes dengan pihak Koperasi, karena persoalan ini yang menghambat proses pemberdayaan di wilayah ini tidak ada, kecuali persoalan koordinasi. Dimana peneliti berpendapat dengan adanya proses koordinasi yang mereka lakukan akan mempermudah didalam mendisain dan melakukan proses pemberdayaan, sehingga tidak ada lagi tumpang tindih kewenangan.
References
Agus Salim. 2001. Tori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana
Charles AT. 2001. Sustainable fishery systems. Canada: Blakwell Science Ltd. 370 p.
Craig, G. and Mayo, M. (eds) (1995) Community Empowerment. A Reader in Participation and Development. London: Zed Books. Pp. 1-11.
Dault A. 2008. Pemuda Dan Kelautan.
Jakarta: Pustaka Cidesindo. 222 hlm.
Hikmat A, 2006, Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora Utama Press. 240 hlm.
Ife, Jim. 1995. Community Development: Creating Community Alternatives – Vision, Analysis and Practice. Australia: Longman. 297 p.
Kusnadi, Sumarjono, Sulistiowati,Yunita, Subchan, Puji. 2007. Strategi Hidup Masyarakat Nelayan. Yogyakarta:
LKiS Pelangi Aksara.
................ 2003. Akar Kemiskinan Nelayan. Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara.136 hlm.
................ 2009. Keberdayaan Nelayan dan Dinamika Ekonomi Pesisir. Pusat Penelitian Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil. Jember: Lembaga Penelitian Universitas Jember. 152 hlm.
Mc Ardle, J. (1989), “Community Development Tools of Trade”. Community Quar-terly Journal 16:
47-54 p.
Moleong Lexy.j. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya
Mulyadi S. 2007. Ekonomi Kelautan.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 148 hlm.
Satria A. 2001. Dinamika Modernisasi Perikanan: Formasi Sosial dan Mobilitas Nelayan. Bandung: Humaniora Utama Press. 153 hlm.
Siswanto B. 2008. Kemiskinan dan Perlawanan Kaum nelayan. Malang: Laksbang Mediatama. Hlm 193-216.
Suharto E, 2005, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Kajian Strategi Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.
Suhendra. 2006. Peranan birokrasi dalam pemberdayaan masyarakat. Bandung: Alfabeta.
Widodo J dan Suadi. 2006. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Laut. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 252 hlm.
2. Data-Data
1. Data Anggota Nelayan KUD Mina
Fajar Sidik Blanakan Tahun 2013
2. Profil Desa Blanakan Tahun 2014
Lampiran 2.
Pedoman Wawancara
1. Badan Pemberdaya Masyarakat (BPD) Desa Blanakan
1. Sejauh mana BPD terlibat didalam masalah peningkatan perokonomian masyarakat (Nelayan) ?
2. Proses pemberdayaan apa yang dilakukan oleh BPD didalam meningkatkan tarap kehidupan perekonomian masyarakat ?
3. Didalam proses pemberdayaan, konsep pemberdayaan yang seperti apa yang dilakukan ?
4. Adakah kendala yang dihadapi oleh
BPD didalam menjalankan proses pemberdayaan masyarakat?
5. Apa solusi yang ditawarkan oleh BPD didalam menjawab kendala dan tantangan pemberdayaan masyarakat (nelayan) ?
3. Masyarakat (Nelayan, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Pemuda, dan berbagai organisasi yang bergerak di bidang Perikanan)
1. Adakah keterlibatan BPD didalam proses peningkatan perekonomian kehidupan Nelayan ?
2. Proses pemberdayaan seperti apa yang dilakukan oleh BPD yang pernah dilakukan didalam meningkatkan tarap perekonomian masyarakat ?
3. Apakah proses pendekatan pemberdayaan yang dilakukan oleh BPD sudah sesuai dengan harapan ?
4. Apakah anda dilibatkan didalam proses pemberdayaan yang dilakukan oleh BPD, baik dalam proses perencanaan pemberdayaan (Konsep) ataupun proses pelaksanaan pemberdayaannya (sosialisasi) ?
5. Adakah proses pemberdayaan yang anda tawarkan kepada BPD dan dilaksanakan oleh BPD ?
Copyright Notice
The Authors submitting a manuscript do so on the understanding that if accepted for publication, copyright of the article shall be assigned to Jurnal Caraka Prabu, Department of Governmental Sciences, Faculty of Social and Political Science, Universitas Jenderal Achmad Yani as publisher of the journal.
Copyright encompasses rights to reproduce and deliver the article in all form and media, including reprints, photographs, microfilms, and any other similar reproductions, as well as translations.
Jurnal Caraka Prabu, Department of Governmental Sciences, Faculty of Social and Political Science, Universitas Jenderal Achmad Yani and the Editors make every effort to ensure that no wrong or misleading data, opinions or statements be published in the journal. In any way, the contents of the articles and advertisements published in Jurnal Caraka Prabu are the sole and exclusive responsibility of their respective authors.